Cerita Cinderella tersebar turun-menurun dari dongeng pengantar tidur anak-anak yang diceritakan orang tua mereka, dari cerita Cinderella anak perempuan selalu ingin menjadi tuan putri yang mendampingi pangeran saat mereka dewasa. Mereka akan selalu ingat dengan anak tiri yang dijadikan pembantu lalu tiba-tiba berubah menjadi putri disaat pesta karena sepatu kaca yang ditemukan pangeran
Penyebaran besar-besaran cerita tersebut berawal dari Film-film kartun Walt Disney yang mengacu pada kisah pertama yang ditulis Charles Perrault dengan judul Tales of Mother Goose terbit pada tahun 1697, Charle Perrault sendiri adalah penulis terkenal dari prancis
Banyak perubahan dan fakta tersembunyi dari cerita ini yang melenceng dari kisah nyatanya. Setidaknya kurang lebih ada 340 versi kisah Cinderella, cerita ini sering diklaim sebagai dongeng rakyat Prancis, Italia, atau bahkan Jerman. Meskipun Yunani dan China yang dianggap versi orisinalnya
Versi Yunani
“Di zaman Yunani kuno, atau abad pertama sebelum Masehi, masyarakat Yunani biasa menceritakan tentang seekor elang yang membawa terbang sepatu cantik milik seorang gadis miskin. Sepatu itu kemudian dijatuhkan si elang di pangkuan seorang raja yang tampan. Sang raja terpikat oleh keindahan sepatu tersebut, dan memerintahkan pengawalnya mencari sang pemilik sepatu. Dan kemudian mempersuntingnya. Setelah itu, seperti biasa, mereka pun hidup bahagia selamanya.”
Versi China
“Di Cina, nama si gadis bukan Cinderella, tetapi Ye Xian (atau kadang pula ditulis Yeh-Shen). Kisah itu pertama kali dituturkan pada masa pemerintahan Dinasti Tang, atau awal abad kesembilan. Ye Xian atau Yeh-Shen adalah gadis malang yang tinggal bersama ibu tiri serta dua saudara tiri. Mereka memperlakukan Yeh-Shen dengan kejam, bahkan ikan mas kesayangan Yeh-Shen dimasak dan dimakan sebagai santapan.
Yeh-Shen sangat berduka mengetahui ikan mas kesayangannya mati, dan ia menyembunyikan sisa-sisa tulang ikannya di kamar. Arwah ikan mas itu kemudian membantu Yeh-Shen menghadiri pesta di istana raja, dengan cara “mewujudkan” sebuah gaun indah dan sepatu cantik untuknya. Yeh-Shen pun pergi ke istana, bertemu sang raja, saling jatuh cinta, dan... seperti biasa, mereka pun hidup bahagia selamanya.”
Dari dua versi tersebut menjadi satu kisah yang paling terkenal yaitu tentang “gadis yang diperlakukan kejam oleh ibu dan saudara tirinya, hingga kemudian dipersunting seorang raja gara-gara sepatu yang pas dengan kakinya” Kisah itu mulai populer pada abad pertengahan. Akan tetapi dari semua versi kisah cinderella tidak ada satupun yang menyebutkan sepatu cinderella terbuat dari kaca. Dalam Cinderella versi Cina, disebutkan sepatunya terbuat dari “benang emas dengan sol emas padat”. Dalam versi Skotlandia, sepatu Cinderella disebut terbuat dari “rumpun gelagah”. Sementara dongeng Prancis abad pertengahan, menyebut sepatu Cinderella terbuat dari “bulu bajing” (pantoufles de vair).
Kekeliruan tersebut ternyata berawal dari penulis awal kisah cinderella versi modern yaitu Charles Perrault yang salah mendengar saat mencoba mengumpulkan bahan cerita dari mewawancari orang orang tua di Paris pada abad ke-17.
Seperti yang disebutkan di atas, dongeng Prancis menyebutkan sepatu Cinderella terbuat dari bulu bajing, atau disebut pantoufles de vair. Dalam bahasa Prancis, “vair” memiliki arti “bulu bajing”. Sementara yang terdengar Charles Perrault adalah kata “verre” yang artinya “kaca”. Kedua kata itu—vair dan verre—memang terdengar mirip, dan Charles Perrault tidak mengklarifikasinya sebelum mulai menulis kisah Cinderella. Akibatnya, ia pun menulis sepatu Cinderella dengan deskripsi “pantoufles de verre”, atau “sepatu kaca”, kekeliruan ini menjadi permanen karena terlanjur tersebar dengan cepat
0 Response to "Faktanya, Apakah Benar Itu Sepatu Kaca Dalam Cerita Cinderella?"
Posting Komentar